Setelah belajar perikop Keturunan Adam, sekarang kita belajar perikop Kejahatan Manusia. Pada perikop ini kita akan melihat beberapa tafsiran mengenai anak-anak Allah yang kawin dengan anak-anak perempuan manusia. Ada yang bilang itu keturunan Set yang saleh kawin dengan keturunan Kain yang fasik. Juga ada yang bilang itu makhluk surgawi mengawini orang di bumi. Juga tafsiran mengenai Roh Allah yang tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia. Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam kitab Kejadian Genesis 61 - 8 dengan judul perikop Kejahatan Manusia. Kita belajar perikop Kejahatan Manusia ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa. Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Yuk kita Manusia Kitab Kejadian 61-8 Gen 61 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, Gen 62 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. Anak-anak Allah benĂȘ ElĂ”hĂźm ... anak-anak perempuan manusia. Kejahatan makin meningkat di semua bidang. Keturunan Kain menjadi makin tidak bertuhan dan kafir. Sebuah bangsa raksasa yang dinamakan "Nefilim" menjadi terkenal. Kata kerja nĂŁpal, "jatuh," dianggap sebagai sumber dari kata benda ini sehingga makhluk-makhluk besar itu dilihat sebagai "orang-orang yang terjatuh." Sebutan benĂȘ ElĂ”hĂźm telah menimbulkan beragam pandangan di kalangan para sarjana. ElĂ”hĂźm berbentuk jamak. Pada umumnya diterjemahkan menjadi Allah. Namun kata ini juga bisa diterjemahkan menjadi "dewa-dewa," seperti misalnya ketika mengacu kepada dewa-dewa kafir tetangga Israel. Kata ini juga bisa berarti kalangan wujud surgawi yang akrab bersekutu dengan Yehovah, penduduk surga yang memiliki tugas khusus sebagai asisten Allah lih. Ayb. 16. Di dalam beberapa kasus tertentu di dalam Alkitab "anak-anak Allah" dapat diidentifikasi sebagai "malaikat" atau "utusan." Yesus adalah Anak Allah dalam arti yang unik. Orang-orang percaya disebut "anak-anak Allah" karena hubungan mereka dengan Dia. Sekalipun demikian, di dalam Perjanjian Lama, "anak-anak Allah" adalah kelompok makhluk khusus yang merupakan makhluk-makhluk surgawi. Ayat mengenai perkawinan benĂȘ ElĂ”hĂźm dengan anak-anak perempuan manusia telah dijelaskan dengan berbagai cara. Menerjemahkannya secara harfiah akan menghasilkan pernyataan bahwa anggota masyarakat surgawi memilih perempuan-perempuan terpilih dari bumi untuk dinikahi secara sesungguhnya. Ini dapat merupakan satu-satunya penafsiran dari Ayub 16. Di ayat tersebut benĂȘ ElĂ”hĂźm jelas merupakan anggota makhluk-makhluk surgawi milik Allah. S. R. Driver bersikukuh bahwa inilah satu-satunya pengertian yang sah dan tepat yang dapat diterima. Jawaban Yesus kepada orang Saduki, di Matius 2230, tampaknya menjadikan pandangan ini tidak mungkin. Dia mengatakan bahwa malaikat "tidak kawin dan tidak dikawinkan." Pernyataan dalam Kejadian 62 dengan jelas menyebutkan bahwa yang dimaksudkan adalah pernikahan yang permanen. Sejumlah perempuan dipilih dan dipaksa untuk menjadi bagian dalam hubungan yang tidak wajar tersebut. Para penelaah Alkitab yang menolak gagasan ini berusaha untuk menerangkannya dengan cara yang lain. Beberapa di antaranya mengatakan bahwa yang dikemukakan adalah persekutuan di antara keturunan Set yang saleh dengan keturunan Kain yang fasik. Lainnya lagi beranggapan bahwa kata-kata ini mengacu kepada pernikahan di antara orang-orang kelas atas dalam masyarakat dengan orang dari kalangan yang lebih rendah. Mengingat fakta-fakta yang ada dan penerjemahan yang tepat dari nas, kami berkesimpulan bahwa beberapa orang laki-laki dari kalangan surgawi malaikat atau utusan benar-benar beristrikan perempuan bumi. Mereka memakai kekuatan lebih besar untuk memaksa perempuan-perempuan tersebut mengikuti kehendak mereka. "Anak-anak Allah" itu tidak bisa dilawan bdg. II Ptr. 24; Yud. 6. Gen 63 Berfirmanlah TUHAN "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja." Roh rĂ»ah-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal yĂŁdĂŽn di dalam manusia. Kata kerja Ibrani ini dapat diterjemahkan menjadi berusaha bersama atau tinggal di dalam. Terjemahan pertama akan menampilkan Allah sebagai terus-menerus memakai kekuatan terhadap manusia pemberontak untuk mencegahnya agar tidak ke luar batas dan untuk menjaganya dari kehancuran menyeluruh akibat perilakunya yang penuh dosa. Pandangan kedua akan menampilkan Allah sebagai berniat untuk menarik kembali napas kehidupan yang vital dari manusia sehingga, tentu saja, mengakibatkan kematian. Kata Ibrani dĂ»n atau dĂźn menunjuk kepada kehidupan yang terungkap dalam tindakan atau dalam fakta-fakta berupa kekuatan. Menurut penafsiran pertama, roh rĂ»ah dipahami sebagai prinsip etika yang membatasi atau mengendalikan makhluk ciptaan, yang menghasilkan perilaku etis. Menurut penafsiran kedua, roh rĂ»ah dipahami sebagai prinsip vital yang diberikan kepada segumpal tanah liat yang mati agar menjadi hidup, bermotivasi dan memiliki kekuatan. Pada saat rĂ»ah tersebut diambil oleh tangan ilahi, lengkap sudah hukuman atas manusia. Pernyataan ilahi ini diutarakan oleh Yehovah ketika Dia menjumpai makhluk-makhluk ciptaan-Nya dikuasai oleh dosa. Allahlah yang menyatakan bahwa Ia harus meninggalkan manusia untuk mengalami kematian. Dosa telah menggerakkan kekuatan yang menghasilkan kematian. Gen 64 Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan. Gen 65 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, Gen 66 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Kejahatan ra'at ... menyesal nĂŁham . . memilukan ĂŁsĂŁb. Kemerosotan moral sudah menyebar luas. Kemerosotan itu bersifat batiniah, berkesinambungan dan sudah menjadi kebiasaan. Manusia rusak sepenuhnya, buruk hati dan perilakunya. Tidak ada yang baik di dalam dirinya. Seluruh kecenderungan hati dan pikirannya sama sekali di luar kehendak Yehovah. Manusia bertakhta. Allah dilupakan atau ditentang secara terang-terangan. NĂŁham dalam bentuk niphal melukiskan kasih Allah yang telah menderita kekecewaan yang mengenaskan. Secara harfiah, yang dimaksudkan ialah menarik napas panjang dalam penderitaan yang amat mendalam. Semua maksud dan rencana Allah telah gagal untuk menghasilkan buah yang berharga sebagaimana yang Ia harapkan, sebab dicegah oleh manusia berdosa. ĂsĂŁb dalam bentuk hithpael berarti tertusuk atau mengalami penusukan. Dengan demikian, pernyataan ini mengatakan bahwa Allah mengalami kepedihan yang menusuk hati-Nya menyaksikan kemerosotan moral tragis yang dihasilkan dosa. Pekerjaan tangan-Nya telah dicemarkan dan dihancurkan. Melalui itu semua, kasih Allah bersinar dengan cemerlang bahkan ketika gemuruh hukuman ilahi mulai mengancam manusia di bumi. Gen 67 Berfirmanlah TUHAN "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." Menghapuskan mahĂą; menghancurkan. Kata kerja ini menunjuk kepada suatu gerakan yang menghapuskan atau memusnahkan secara menyeluruh. Tindakan ini dirancang untuk menghancurkan setiap makhluk hidup yang menghalangi. Penghancuran menyeluruh akan dilaksanakan. Tidak ada yang akan dikecualikan. Gen 68 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN. Tetapi Nuh mendapat kasih karunia hĂšn. Di antara sekian banyak orang yang tidak terhitung di bumi hanya satu orang yang layak untuk menerima kasih karunia Allah. Kata kasih karunia setidak-tidaknya pasti berarti "perkenan" atau "penerimaan," dan mungkin mengandung makna yang lebih kaya. Kasih karunia merupakan wujud dari kasih dan kemurahan. Penganugerahan kasih karunia Allah kepada Nuh menunjukkan bahwa pada hari-hari yang akan datang ada kehidupan dan harapan yang baru bagi umat manusia. Perikop selanjutnya Riwayat Nuh, seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya. Lihat Daftar Perikop Kitab Kejadian.
TAFSIRKEJADIAN 6:1-8 KEJAHATAN MANUSIA. Dalam kitab kejadian membahas tentang penciptaan manusia dan alam beserta isinya. Dan juga tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa tetapi walaupun manusia itu telah jatuh ke dalam dosa, Allah menjanjikan keselamatan bagi manusia itu. Pada zaman sekarang kita bisa melihat manusia ciptaan Allah itu makin
Mengimani Allah berarti mengambil keputusan untuk memilih antara hidup bergaul dengan Allah atau hidup dalam dosa. Taat kepada Allah atau melawan Allah. Terang atau gelap. Hitam atau putih. Dalam hal beriman tidak ada wilayah abu â abu, karena Allah tidak kompromi dengan dosa. Kejadian 61-8 yang menjadi bagian pembacaan Alkitab bagi kita hari ini mengisahkan tentang kejahatan manusia karena manusia yang memilih untuk tidak taat. Kehidupan manusia menjadi rusak karena pilihan manusia sendiri. Padahal ketika Allah menciptakan langit dan bumi dalam Kejadian 1, setiap karya penciptaan Allah selalu diakhiri dengan sebuah kesimpulan âAllah melihat bahwa semuanya itu baikâ. Kejadian 110,12,18,21,25. Terlebih manusia yang dijadikan segambar dan serupa dengan Allah. Manusia menjadi makhluk termulia dan puncak seluruh penciptaan Allah. Manusia bahkan diberi kuasa untuk mengusahakan dan memelihara alam ciptaan Allah. Allah menjadikan manusia dalam keberadaan sungguh amat baik Kej. 131. Tentunya, Allah mengharapkan manusia hidup secara baik sesuai maksud Allah. Tetapi manusia ternyata jatuh ke dalam dosa karena tergoda dan memilih tidak taat kepada perintah Allah Kejadian 3. Akibatnya Allah menghalau manusia dari hadapanNya. Dan yang sangat memprihatinkan adalah manusia yang telah jatuh ke dalam dosa tetap memilih hidup dalam dosa. Dosa menjadi candu yang meracuni dan merusak hidup manusia. Dalam pembacaan kita ini digambarkan betapa manusia mulai bertambah jumlahnya tetapi juga manusia terus menerus hidup dalam dosa dan kejahatan semakin bertambah. Anak â anak Allah yang mestinya hidup dalam ketaatan kepada Allah justru tergoda dengan anak â anak perempuan manusia yang hidup dalam dosa. Ketika anak â anak Allah melihat kecantikan para perempuan manusia, mereka mengambil para perempuan itu sebagai istrinya, siapa saja yang mereka sukai. Model perkawinan yang dibangun secara sembarangan dan karena keinginan nafsu birahi, telah melahirkan anak-anak yang disebut pada ayat 4, orang-orang yang gagah perkasa dan gagah berani, namun perkasa dan berani untuk melakukan kejahatan. Allah dilupakan atau ditentang secara terang-terangan. Kejahatan manusia semakin besar di bumi. Kata âkejahatanâ diterjemahkan dari kata Ibrani âraâ yang menunjuk kepada tingkah laku yang tidak diperkenankan oleh Tuhan. Pekerjaan tangan Allah telah dicemarkan manusia. Gambar Allah itu telah dihancurkan oleh karena dosa. Betapa besarnya kejahatan manusia sehingga disebutkan pada ayat 6 bahwa Allah menyesal telah menjadikan manusia. Kata âmenyesalâ dalam teks ini memiliki pengertian bahwa Allah menjadi sedih dan tersakiti oeh karena dosa yang telah dan tengah diperbuat oleh umat-Nya. Dan kesedihan atau kesakitan yang dialami oleh Allah itu disebabkan oleh dosa manusia yang memperburuk dan merusakkan gambar Allah. Di tengah situasi dan kondisi yang penuh dengan kejahatan, Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Nuh hidup bergaul dengan Tuhan. Nuh tidak ikut arus zaman itu, meskipun arus dan godaan kejahatan begitu besar. Nuh tetap hidup benar di mata Tuhan. Melalui Nuh maka peradaban dan kelangsungan manusia dipulihkan kembali oleh Allah. Allah menghukum manusia yang hidup penuh kejahatan dan dosa dengan cara menghapuskan manusia dari muka bumi melalui air bah. Tetapi Nuh dihormati Allah karena ia hidup bergaul dengan Allah. Siapa yang bergaul dengan Allah tidak akan terhapus dari hadapan Tuhan, tetapi siapa yang hidup melawan Allah dan menikmati kubangan dosa akan dihapuskan hidupnya oleh Tuhan. Di dalam Kristus kita sudah memperoleh kasih karunia Allah. Sehingga kita diselamatkan dari dosa. Tapi sayangnya masih ada orang Kristen yang tetap menyukai dosa. Dalam Kejadian 6 ini, sifat dosa manusia dengan terang-terangan ditunjukkan dalam dua hal utama nafsu seksual ayat 2 dan kekerasan ayat 11. Sampai sekarang arus dosa itu malah semakin hebat dan kuat. Kebejatan manusia tidak berubah; nafsu dan kekerasan seolah - oleh menjadi trend. Perilaku amoral, kefasikan, pornografi, dan kekerasan menguasai masyarakat kita tanpa memandang usia. Dan kita masih terlalu menikmati dosa â dosa itu ibarat babi yang selalu asyik menikmati kubangan lumpur. Domba dan babi memang sama â sama hewan tetapi keduanya memiliki tabiat yang sangat berbeda. Jika domba jatuh ke dalam kubangan lumpur maka secara spontan ia akan berusaha keluar dari kubangan lumpur itu karena domba adalah binatang yang tidak suka dengan hal yang kotor. Berbeda dengan babi. Babi kalau jatuh ke dalam kubangan Lumpur. Justru makin asyik menikmati kubangan Lumpur itu dan tidak berinisiatif untuk ke luar dari kubangan lumpur karena memang babi adalah binatang yang suka dengan kubangan lumpur yang kotor. Simbol bagi kita sebagai gereja adalah Domba dan bukan Babi. Kita bisa jatuh ke dalam dosa tetapi mesti segera bangkit dan bertobat dari dosa. Jangan meniru kelakuan Babi yang selalu menikmati dosa, menganggap dosa biasa â biasa saja dan tetap terikat dalam belenggu dosa miras, narkoba, seks bebas, candu digital, dan mengabaikan Tuhan. Ingatlah saudaraku, murka Tuhan menghukum manusia dapat terjadi kapan dan dimana saja bagi mereka yang melakukan kesalahan dan dosa, terutama dosa karena tidak dapat menempatkan diri sebagai anak-anak Allah di tengah kehidupan duniawi yang jahat. Oleh sebab itu hari ini kita diperhadapkan pada pilihan iman. Manakah yang kita pilih hidup taat atau melawan ? Menjadi Terang atau menikmati Gelap ? Beroleh hukuman atau mendapat kasih karunia? Bila kita sudah mendapatkan kasih karunia dalam Kristus, marilah memelihara iman dengan hidup berkenan kepada Allah meskipun kita berada di tengah â tengah angkatan yang bengkok hatinya. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.
Apa yang disampaikan dalam Kejadian 6:1-4 adalah adanya suatu kejadian dimana "perkawinan campur" memberikan dampak yang buruk. Apalagi kejadian tersebut melanda banyak sekali orang dan menghasilkan kejahatan yang beraja-lela di bumi. Seperti yang tercatat dalam ayat lanjutannya ini: * Kejadian 6:5-7
Eksposisi Kitab Kejadian oleh Pdt. Budi Asali MDiv. KEJADIAN 61-8 I Dosa / kejahatan manusia. Dosa / kejahatan manusia makin menjadi-jadi. Ini terlihat dari A Ay 2 yang berbunyi âmaka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil istri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai merekaâ. 1 Ada macam-macam penafsiran tentang anak-anak Allah yang mengambil istri anak-anak perempuan manusia dalam ay 2 ini. a anak Allahâ artinya orang yang berkedudukan tinggiâ, sedangkan anak perempuan manusiaâ artinya orang yang berkedudukan rendahâ. Tetapi tidak ada dasar penafsiran seperti itu, karena dalam Kitab Suci memang kata-kata itu tidak pernah diartikan seperti itu. b anak Allahâ artinya malaikatâ, sedangkan anak perempuan manusiaâ artinya manusiaâ. Jadi di sini dianggap terjadi perkawinan antara malaikat dan manusia. Hal-hal yang dianggap mendukung pandangan ini malaikat sering disebut anak Allahâ Ayub 16 21 387 Daniel 325,28. 2Pet 24 & Yudas 4 dianggap menunjuk pada saat ini. Tetapi saya menganggap bahwa ayat-ayat ini menunjuk pada kejatuhan pertama dari malaikat. Dari perkawinan ini lahir raksasaâ ay 4. Tetapi ini salah penafsiran. Nanti kita bisa lihat penafsiran yang benar tentang ay 4 ini. Hal-hal yang tidak memungkinkan pandangan ini š malaikat tidak kawin Mat 2230. š Ay 2 itu mengatakan mengambil istriâ, bukan sekedar melakukan hubungan sex. Ini lebih-lebih tidak mungkin dilakukan oleh malaikat. š Dalam ay 3,6,7 yang dihukum adalah manusianya saja, malaikatnya tidak. c anak Allahâ menunjuk kepada orang percayaâ keturunan Set, sedangkan anak perempuan manusiaâ menunjuk kepada orang yang tidak percayaâ keturunan Kain / orang-orang diluar keturunan Set. Hal-hal yang mendukung pandangan ini orang percaya memang selalu disebut anak Allahâ Ul 141 325,6 Yes 12,3 Hos 110 Yoh 112 1 Yoh 31 dsb. Penafsiran ini lebih cocok dengan kontext. Manusia mula-mula satu kesatuan, lalu memecah menjadi dua yaitu keturunan Kain Kej 4 dan keturunan Set Kej 5, tetapi sekarang dalam Kej 6 membaur lagi. Keturunan Set disebut anak Allahâ. Ini sesuai dengan kata-kata Hawa waktu Set dilahirkan Kej 425. Saya percaya pada pandangan yang ke 3 ini. 2 Mereka kawin hanya melihat kecantikannya saja ay 2. Ini perkawinan yang hanya dilandasi hawa nafsu saja Bdk. Amsal 3130. 3 Kata-kata siapa saja yang disukai merekaâ ay 2 jelas menunjukkan bahwa dalam persoalan perkawinan itu mereka hidup semau mereka, tanpa mempedulikan kehendak / kemuliaan Allah. Penerapan Perkawinan adalah salah satu hal yang paling menyebabkan orang kristen bertindak / mengambil keputusan tanpa mempedulikan Allah / Firman Allah! Misalnya dengan mengawini orang yang tidak seiman, dan dengan demikian menentang 2Kor 614. Atau dengan mengambil istri lagi selagi istri pertamanya masih hidup. Tidak heran bahwa ada pepatah yang berkata âLove is blindâ = cinta itu buta. Karena itu hati-hatilah dalam persoalan perkawinan! Bagaimanapun hebatnya orang yang saudara cintai itu, ia belum pernah dan mungkin tidak akan mau mati di salib bagi saudara. Tetapi Yesus mau dan sudah melakukan hal itu. Karena itu utamakan Yesus lebih dari orang kepada siapa saudara jatuh cinta. B Ay 4 yang berbunyi âPada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaanâ. 1 orang-orang raksasaâ. KJV giantsâ = raksasa. RSV/NIV/NASB the Nephilimâ [ini bukan terjemahan tetapi transliteration menuliskan kata Ibraninya dengan huruf Latin]. Terjemahan giants / raksasaâ ini timbul karena diambil dari Septuaginta / LXX Perjanjian Lama yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani yang menterjemahkan GIGANTES. dihubungkan dengan Bil 1333 yang dalam versi NIV menterjemahkan sebagai berikut âWe saw the Nephilim there the descendants of Anak come from the Nephilim. We seemed like grasshoppers in our own eyes, and we looked the same to themâ [= Kami melihat orang-orang Nephilim di sana keturunan Anak datang / muncul dari orang Nephilim. Kami kelihatan seperti belalang dalam mata kami sendiri, dan kami kelihatan sama bagi mereka]. Terjemahan ini memang menunjukkan bahwa orang Nephilim itu pasti sangat besar / raksasa. Tetapi ada kemungkinan penafsiran yang lain Kata bahasa Ibrani NEPHILIM berasal dari akar kata NAPHAL yang bisa berarti a to fallâ = jatuh. Mungkin semua orang yang bertemu mereka jatuh tersungkur karena takut kepada mereka. b to fall upon / to attackâ = menyerang. Jadi, NEPHILIM berarti penyerang, bandit, perampok. Kedua arti ini bisa digabungkan. Jadi, kata NEPHILIM menunjuk kepada perampok-perampok yang ditakuti orang. Penafsiran ini lebih cocok dengan kontext dibandingkan dengan penafsiran di atas yang mengatakan bahwa NEPHILIM adalah raksasa. Kontext Kej 6 ini berbicara soal dosa manusia secara moral. Kalau tahu-tahu ay 4 ini berbicara tentang ukuran tubuh, itu tidak sesuai dengan kontext atau tidak berhubungan dengan kontext. Tetapi kalau NEPHILIM diartikan perampok, itu sesuai dengan kontext. 2 orang-orang gagah perkasaâ ay 4. Ini menunjukan bahwa mereka adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan fisik atau kepandaian berkelahi yang hebat. 3 orang-orang kenamaanâ. Ini menunjukkan bahwa mereka terkenal karena jahatnya. Jadi, arti ay 4 seluruhnya ialah pada waktu itu sudah ada perampok-perampok, tetapi lalu dengan adanya perkawinan campuran antara orang percaya dan orang tidak percaya, lalu lahir lagi orang-orang yang sejenis dengan perampok-perampok itu. Jadi, perkawinan campuran itu menyebabkan orang berdosa makin banyak! C Ay 5 yang berbunyi âKetika dilihat TUHAN bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, ...â. 1 Hatiâ adalah pusat aktivitas pikiran manusia. Jadi, yang rusak adalah sumbernya! Kalau hati yang merupakan sumber itu rusak, maka seluruh kehidupan menjadi rusak. Bandingkan ini dengan Mark 720-23 yang berbunyi âApa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orangâ. 2 Perhatikan 3 kata yang menunjukkan penekanan ay 5 ini segalaâ bukan hanya sebagianâ. selaluâ bukan hanya kadang-kadangâ. semata-mataâ. Kej 65 ini secara jelas menunjukkan bahwa manusia berdosa di luar Kristus hanya bisa berbuat dosa, dosa, dan dosa. Mereka tidak bisa berbuat baik barang sedikitpun. Ini mendukung point pertama yang membedakan Calvinisme dengan Arminianisme, yaitu doktrin TOTAL DEPRAVITY, yang mengajarkan bahwa manusia berdosa itu bejad secara total, sehingga tanpa pekerjaan dan pertolongan Tuhan, mereka sama sekali tidak bisa berbuat baik bdk. Kej 821 Maz 584 Yes 646 Yer 422 Yer 1323 Mat 716-18 Yoh 834 Yoh 154-5 Ro 616-17,20-21 Ro 718-19 Ro 87-8 Tit 115. 3 Ini betul-betul kontras dengan kata-kata sungguh amat baikâ dalam Kej 131. Dosa sudah merusak segala-galanya! 4 Karena kawin campur, semua jadi bejad. Pada waktu terjadi perkawinan campuran, bukan grup bejad yang menjadi baik, tetapi grup baik yang menjadi bejad. Kalau saudara membina hubungan dengan orang kafir / kristen KTP, dan berharap bahwa orang itu akan menjadi kristen, hati-hatilah supaya bukan sebaliknya yang terjadi, yaitu saudara yang menjadi kafir! II Sikap / tindakan Tuhan terhadap dosa. 1 Allah memberi waktu 120 tahun untuk bertobat. Perhatikan ay 3 tinggalâ. RSV abideâ = tinggal. NIV contend withâ = berjuang, menghadapi. KJV/NASB strive withâ = berjuang, berusaha keras. Jadi arti bagian ini adalah Roh Kudus tak akan bekerja dalam diri manusia menegur, mengekang dari dosa, dsb untuk selama-lamanya. Karena manusia adalah dagingâ. Rohâ dikontraskan dengan dagingâ. Karena manusia berdosa, Roh Kudus tidak akan selama-lamanya bekerja dalam diri manusia. umurnya akan 120 tahun sajaâ. Ada dua penafsiran tentang bagian ini * Usia manusia yang tadinya ratusan tahun Kej 5 dipotong sehingga hanya tinggal 120 tahun. Keberatan Teori ini tidak mungkin karena dalam Kej 1110-26; 257; 479,28 usia manusia masih diatas 120 tahun. Juga penafsiran ini tidak sesuai dengan arah ayat itu. * Tuhan memberi waktu 120 tahun sebelum menjatuhkan hukuman. Problem dengan teori ini Kej 532 - Kej 711 hanya 100 tahun. Penyelesaian kemungkinan-kemungkinannya Ć waktu yang 120 tahun itu dipotong lagi 20 tahun karena dosa makin banyak. Ć Bilangan 500 dalam Kej 532 adalah pembulatan seharusnya 480. Ć Kej 63 terjadi 20 tahun sebelum Kej 532. Jadi, inilah tindakan pertama dari Allah. Ia memberi waktu 120 tahun untuk bertobat! 2 Allah menyesal / pilu hatiNya ay 6,7. Kitab Suci sering mengatakan Allah menyesalâ Kel 3214 Yer 187-10; Yer 263,13,19 Yunus 310 1Sam 1511. Tetapi Kitab Suci juga mengatakan Allah tak mungkin menyesalâ Bil 319 1Sam 1529. Penjelasan / pengharmonisan a Kata-kata Allah menyesalâ adalah Anthropopathy = bahasa yang mengambarkan Allah dengan perasaan-perasaan manusia. Kitab Suci sering menggunakan bahasa Anthropomorphism = bahasa yang menggamÂbarkan Allah seakan-akan Ia adalah manusia dan Anthropopathy = bahasa yang menggambarkan Allah dengan perasaan-perasaan manusia. Kalau Kitab Suci menggunakan bahasa Anthropomorphism, maka tidak boleh diartikan betul-betul demikian. Misalnya kalau dikatakan tangan Allah tidak kurang panjangâ Yes 591, atau pada waktu dikatakan mata TUHAN ada di segala tempatâ Amsal 153. Ini tentu tidak berarti bahwa Allah betul-betul mempu-nyai tangan / mata. Ingat bahwa Allah adalah Roh Yoh 424. Demikian juga pada waktu Kitab Suci menggunakan Anthropopathy / menggambarkan Allah menggunakan perasaan-perasaan manusia, kita tidak boleh mengartikan bahwa Allahnya betul-betul seperti itu. Contohnya adalah ayat-ayat yang menunjukkan Allah menyesalâ ini. Perlu saudara ingat bahwa manusia bisa menyesal, karena ia tidak maha tahu. Misalnya, seorang laki-laki melihat seorang gadis dan ia menyangka gadis itu seorang yang layak ia peristri. Tetapi setelah menikah, barulah ia tahu akan adanya banyak hal jelek dalam diri istrinya itu yang tadinya tidak ia ketahui. Ini menyebabkan ia lalu menyesal telah memperistri gadis itu. Tetapi Allah itu maha tahu, sehingga dari semula Ia telah tahu segala sesuatu yang akan terjadi. Karena itu tidak mungkin Ia bisa menyesal! Kalau Kitab Suci mengatakan bahwa Allah menyesal karena terjadinya sesuatu hal, maka maksudnya hanyalah menunjukkan bahwa hal itu tidak menyenangkan Allah. b Ini dilihat dari sudut pandang manusia. Illustrasi Ada seorang sutradara yang menyusun naskah untuk sandiwara, dan ia juga sekaligus menjadi salah satu pemain sandiwara tersebut. Dalam sandiwara itu ditunjukkan bahwa ia mau makan, tetapi tiba-tiba ada telpon, sehingga ia lalu tidak jadi makan. Dari sudut penonton, pemain sandiwara itu berubah pikiÂran / rencana. Tetapi kalau ditinjau dari sudut naskah / sutradara, ia sama sekali tidak berubah dari rencana semula, karena dalam naskah sudah direncanakan bahwa ia mau makan, lalu ada telpon, lalu ia mengubah rencana / pikirannya, dsb. Pada waktu Kitab Suci berkata Allah menyesalâ maka memang dari sudut manusia Allahnya menyesal / mengubah rencanaNya. Tetapi dari sudut Allah / Rencana Allah sebetulnya tidak ada perubahan, karena semua perubahan / penyesalan itu sudah direncanakan oleh Allah. c Ini diberikan untuk menunjukkan kebencian / ketidaksenangan Allah kepada dosa. 3 Allah memutuskan untuk memusnahkan manusia dan binatang ay 7. Kuciptakanâ, menjadikanâ ay 7 memberikan hak kepada Allah untuk memusnahkan. binatang ikut dimusnahkan untuk menunjukkan kebencian Allah kepada dosa. ikan tidak ikut musnah bdk. Kej 721-23 karena pemusnahannya menggunakan air bah. kawin campurlah yang menyebabkan ini semua! Masihkah saudara menganggap remeh dosa kawin campur? III Kasih karunia Allah ay 8. Puji Tuhan bahwa semua ini tidak berakhir dengan ay 7! Masih ada ay 8! Nuh mendapatkan kasih karunia Allah. Karena apa Nuh dan istri dan 3 anak laki-laki dan 3 menantu selamat? Karena kasih karunia Allah! Manusia berdosa, Allah menghukum. Tetapi ada sebagian manusia kepada siapa Allah memberikan kasih karuniaNya sehingga mereka diselamatkan. Andaikata Nuh dan keluarganya tidak mendapatkan kasih karunia Allah, maka merekapun pasti akan binasa. Kalau saudara sekarang bisa percaya / ikut Yesus dan diselamatkan, itu hanya karena kasih karunia Allah Ef 28,9. Apakah tanggapan saudara terhadap kasih karunia itu? Maukah saudara senantiasa bersyukur / memuji Tuhan? Maukah saudara hidup bagi Tuhan? Maukah saudara mengutamakan Tuhan dalam hidup saudara? Maukah sudara selalu berusaha menyenangkan / memuliakan Allah? -AMIN- Author Pdt. Budi Asali, E-mail [email protected] e-mail us at [email protected] Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube Channel Live Streaming Youtube / budi asali
KhotbahKejadian 6:8-18, Pekan Penatalayanen Wari I (Minggu, 22 Januari 2012) Introitus: Meriahlah ateta sabap Ia kap si mada kita, asa kalak si nembah Ia meriahlah ukurna (Mazmur 105:3). Ogen: Mazmur 105:1-11; Khotbah: Kejadin 6:8-18. Thema : SOLIDARITAS IBAS JABU. Perlebe
ï»żOleh Pdt. Budi Asali, Kejadian 11-23 " Kejadian 1 Merupakan Fakta Sejarah" Kejadian 24-25 " Urut - urutan Penciptaan " Kejadian 31-24 " Setan Memakai Ular " Kejadian 41-16 " Kain dan Habel " Kejadian 417-26 " Keturunan Kain " Kejadian 51-32 " Silsilah Adam - Nuh " Kejadian 61-8 " Dosa / Kejahatan Manusia " Kejadian 69-22 " Bejadnya Dunia ini Pada Saat itu " Kejadian 71-24 " Tuhan Menyuruh Nuh Masuk ke Dalam Bahtera " Kejadian 81-917 " Allah Mengingat Nuh " Kejadian 918-1032 "Dosa Nuh dan Akibatnya " Kejadian 101-119 "Kesatuan Umat Manusia " Kejadian 1110-125 "Silsilah Abraham " Kejadian 126-20 " Kesukaran - kesukaran Abraham " Kejadian 131-1424 "A B R A H A M " Kejadian 151-21 " Keragu - raguan Abraham " Kejadian 161-16 "Abraham Mengambil Hagar Sebagai Istri " Kejadian 171-27 "Tuhan Menampakkan Diri Kepada Abraham " Kejadian 181-15 "Keramah - tamahan Abraham Dalam Menerima Tamu" Kejadian 1816-1938 "Doa Syafaat Abraham " Kejadian 201-18 "Dosa Abraham dan Akibatnya " Kejadian 211-21 "Kelahiran Ishak " Kejadian 2122-34 "Abimelekh Mengajak Abraham Untuk Bersahabat " Kejadian 221-19 "Abraham diuji " Kejadian 231-20 "Kematian Sara " Kejadian 241-67 & 2220-24 "Abraham Sudah Tua " Kejadian 251-34 "Firman / Janji Tuhan Pasti Terjadi " Kejadian 261-33 "Ishak Terkena Bencana Kelaparan " Kejadian 2634-2730 "Ishak Mau Memberkati Esau" Kejadian 2730-289 "Mendapat 'berkat' " Kejadian 2810-22 "Yakub Berangkat " Kejadian 291-30 "Pertemuan Yakub dengan Keluarga Ribka " Kejadian 2931-3024 "Anak Yakub dari Lea" Kejadian 3025-43 "Tuhan Memberkati Laban Karena Yakub" Kejadian 311-21 "Hal - hal yang Mendorang Yakub untuk Pulang" Kejadian 3122-55 "Laban Mengejar Yakub" Kejadian 321-3320 "Problem Yakub" Kejadian 341-31 "Shikem dan Hemor " Kejadian 351-29 " Penggenapan Nazar Yakub" Kejadian 361-43 "Struktur dan Problem " Kejadian 371-36 "Yusuf dan Keluarganya " Kejadian 381-30 "Yehuda Berkeluarga " Kejadian 391-23 "Yusuf di Rumah Potifar" Kejadian 401-23 "Mimpi Juru Minuman dan Juru Roti" Kejadian 411-57 "2 Tahun yang Gelap " Kejadian 421-38 "Saudara - saudara Yusuf Pergi ke Mesir" Kejadian 431-458 "Pergi ke Mesir untuk keduakalinya " Kejadian 458-467 "Yusuf Mengundang Yakub ke Mesir " Kejadian 468-4726 "Keluarga Yakub Tiba di Mesir" Kejadian 4727-4822_ "Akhir Hidup Yakub" Kejadian 491-7 "Nubuat Tentang Ruben" Kejadian 498-10 "Arti Nubuat ini" Kejadian 4929-5026 "Pesan dan Kematian Yakub" Author Pdt. Budi Asali, ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube
rIt8M0. ei0nm8a60s.pages.dev/288ei0nm8a60s.pages.dev/400ei0nm8a60s.pages.dev/383ei0nm8a60s.pages.dev/449ei0nm8a60s.pages.dev/594ei0nm8a60s.pages.dev/66ei0nm8a60s.pages.dev/270ei0nm8a60s.pages.dev/358
tafsiran kejadian 6 1 8